Minggu, 09 September 2007

Jadikan Palu Sebagai Kota Industri

Pemilihan kepala daerah (pilkada) kota Palu yang digelar pada 1 Agustus lalu, termasuk hari yang cukup menegangkan dan membahagiakan. Paling tidak, itulah yang dirasakan pasangan Rusdy Mastura-Suardin Suebo. Pasalnya, kandidat yang dijagokan partai Golkar, ternyata mampu mengungguli kandidat lain yang maju dalam percaturan merebut kursi walikota di ibukota provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Keberhasilan Rusdy Mastura-Suardi Suebo, tak lepas dari kerja keras tim yang dibangunnya, sebelum pilkada mulai digulirkan. Menariknya, pasangan yang dinilai cukup dekat dengan masyarakat kalangan bawah, tidak saja mendapat dukungan semata partai yang dikendarainya.

Kandidat yang memenangkan pilkada tersebut, ternyata mendapat dukungan kuat dari partai lain. "Saya menang bukan karena suara Partai Golkar semata, tetapi ada juga suara dari kader partai lain, terutama masyarakat yang sudah kenal kami," ujar Rusdy Mastura kepada wartawan di Makassar, Selasa kemarin.


Rusdy menyebutkan, pilkada lalu, terdapat empat calon pasang calon walikota-wakil walikota yang maju. Ke empat calon itu, antara lain Rusdy Mastura-Suardin (Golkar) Anwar Panulele- Achrul Udaya ( Koalisi Palu Bersatu) Ali Hanafi Ponulele-Maulidin Labalo (Koalisi Masyarakat Madani) dan Taufik Tiangso-Arena Parampasi (Koalisi Demokrat Amanat Perjuangan).

Dari ke empat kandidat yang sudah bertarung, ternyata pasangan yang diusung partai pohon beringin, Rusdy Mastura-Suardi Suebo ditetapkan pihak KPUD Kota Palu sebagai peraih suara terbanyak, sekaligus pemenang dalam pilkada langsung di ibukota yang dikelilingi perbukitan dan lautan. Sebagian masyarakat kota Palu menilai, keberhasilan dalam memenangkan pilkada adalah hal yang wajar-wajar saja. Pasalnya, keduanya termasuk tokoh masyarakat yang dikenal luas. Bahkan, pemenang pilkada Palu ini, sudah tiga kali menjadi anggota legislatif dan terakhir sebagai Ketua DPRD Kota Palu yang juga Ketua DPD Partai Golkar Palu.

Ketika ditanya tentang program yang diprioritaskan setelah dilantik sebagai walikota Palu periode 2005-2010, Rusdy mengungkapkan bahwa pihaknya akan menyusun program yang dianggap cukup mendesak untuk kemajuan kota, diantaranya peningkatan manajemen pengelolaan perkotaan dengan melibatkan konsultan tata ruang, peningkatan infrastruktur kota, pembinaan usaha kecil dan menengah, peningkatan kualitas SDM, khususnya kualitas aparat pemkot Palu. "Upaya ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.

Rusdy menerangkan, untuk membangun kota Palu ke depan, pihaknya akan menyusun konsep. Konsep itu tertuang dalam sebuah visi yakni memantapkan tata pemerintahan yang baik, penyediaan infrastruktur, peluang pasar dan membangun masyarakat agamais berbasis industri. Agar pemerintahan terlaksana dengan baik, Rusdy mengatakan akan melakukan kerjasama antar daerah, perguruan tinggi dan melakukan desentralisasi melalui penguatan kecamatan dan kelurahan serta penegakan supremasi hukum.

Sementara kegiatan pembinaan kemasyarakatan, katanya, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, penataan kehidupan beragama, penguatan institusi masyarakat, membangun peran media pers dan LSM dan mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Menurut Rusdy, kendati wilayahnya berada dibukota provinsi Sulteng, kota Palu memiliki potensi pertanian yang sangat menjanjikan. Potensi yang dimiliki yakni hortikutura, coklat dan rotan. "Potensi ini cukup besar sehingga kami bertekad untuk menjadi kota Palu sebagai kota industri rotan," ujarnya.


Kota Palu dan daerah lainnya di Sulteng, kata Rusdy, termasuk daerah penghasil coklat dan rotan. Hasil pertanian rakyat Sulteng, memang banyak diekspor ke daerah luar. Malah, rotan banyak dikirim ke Cerebon, Jabar untuk diolah. "Untuk itu, dalam masa kememipinan kami, tetap berusaha menghadirkan sebuh pabrik rotan dan coklat dengan kerjasama investor," tandasnya.

Rusdy menambahkan, kota Palu sebagai daerah otonom berdasarkan UU No.4/1994, selain berfungsi sebagai ibukota provinsi Sultyeng, daerah tersebut berfungsi pula sebagai pusat industri dan perdagangan.***

Tidak ada komentar: